BAB
16
A.
pengertian
Metode
Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Menurut Sujadi (2003:164) Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development (R&D)
adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk
baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Produk tersebut
tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti
buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa
juga perangkat lunak (software), seperti program komputer
untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium,
ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi,
manajemen, dll.
Untuk dapat
menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi
di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk
tersebut. Jadi
penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years).
Penelitian Hibah Bersaing, adalah penelitian yang menghasilkan produk, sehingga
metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan.
Penelitian-penelitian
di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk,
tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomenafenomena
yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. Penelitian tentang
fenomena-fenomena fundamental pendidikan dilakukan melalui penelitian
dasar (basic research), sedang penelitian tentang praktik
pendidikan dilakukan melalui penelitian terapan(applied research). Beberapa
penelitian terapan secara sengaja diarahkan pada pengembangan suatu produk,
beberapa penelitian lain melakukan pengembangan produk secara tidak sengaja,
karena dalam penelitiannya mengandung atau menuntut pengembangan produk. Untuk
mengetahui keampuham model pembelajaran jarak jauh dibandingkan dengan
pembelajaran tatap muka, menuntut pengembangan modul atau bahan ajar yang akan
digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Pembuatan modul atau bahan ajar yang
baik menuntut penelitian pengembangan.
Penelitian dan
pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara
penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapi adanya kesenjangan
antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoretis dengan penelitian
terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau
disambungkan dengan penelitian dan pengembangan. Sesuatu produk yang baik yang
akan dihasilkan apakah itu perangkat keras atau perangkat lunak,
Dalam
pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan,
yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode penelitian
deskriptif, digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi
yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (1) kondisi produk-produk yang sudah ada
sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan
dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala
sekolah, siswa, Berta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan
penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan,
mencakup unsur manusia, saran-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.
Metode
evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu
produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan
uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses.
Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan.
Metode
eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan.
Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi
pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok
pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok
eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan
kelompok eksperimen dan kelompok kontro dilakukan secara acak atau random.
Pembandingan hasil eksperimen men pada kedua kelompok tersebut dapat
menunjukkan tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan.
Strategi
penelitian dan pengembangan banyak digunakan dalam teknologi instruksional atau
teknologi pembelajaran yang sekarang lebih difokuskan pada sistem instruksional
atau sistem pembelajaran. Strategi ini banyak digunakan untuk mengembangan
model-model: desain atau perencanaan pembelajaran, proses atau pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan model-model program pembelajaran.
Penelitian dan pengembangan juga banyak digunakan untuk mengembangkan bahan
ajaran, media pembelajaran serta manajemen pembelajaran. Penggunakan strategi
penelitian dan pengembangan dalam teknologi instruksional banyak digunakan
dalam pendidikan dan pelatihan bidang industri, bisnis, kemiliteran, teknologi,
kedokteran, dll. Pendekatan ini digunakan untuk pengembangan segisoftware,
hardware, teknoware maupun manage ware.
Metode
penelitian dan pengembangan ini telah banyak digunakan pada bidang-bidang ilmu
alam dan teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik,
kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan,
alat-alat kedokteran, bagunan gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang
moderen diproduk dan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Tapi
juga model ini juga bisa digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti
psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain.
B.
Langkah-langkah Penelitian Pengembangan
Menurut Borg
dan Gall (1989) ada langkah pelaksanaan strategi penelitian dan
pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu an untuk menguji
keefektifan produk yang dimaksud. Adapun langkah-langkah penelitian dan
pengembangan adalah Sebagai berikut:
1.
Potensi dan masalah
Penelitian ini
dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu
yang bila didayagunakan akan memiliki suatu nilai tambah pada produk yang
diteliti. Pemberdayaan akan berakibat pada peningkatan mutu dan akan
meningkatkan pendapatan atau keuntungan dari produk yang diteliti. Masalah juga
bisa dijadikan sebagai potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Sebagai
contoh sampah dapat dijadikan potensi jika kita dapat merubahnya sebagai
sesuatu yang lebih bermanfaat. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam
penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik.
Masalah akan
terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.
Masalah ini dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti sehingga dapat
ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang
dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
2.
Mengumpulkan
Informasi
Setelah potensi
dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan
berbagai informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Studi ini
ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoretis yang
memperkuat suatu, produk. Produk pendidikan, terutama produk yang berbentuk
model, program, sistem, pendekatan,software dan sejenisnya memiliki
dasar-dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-konsep atau
teori-teori yang mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian literatur secara
intensif. Melalui studi literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk,
keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau
diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya. Studi
literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat
dalam pengembangan produk tersebut.
Produk yang
dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa perangkat keras seperti alat bantu
pembelajaran, buku, modul atau paket belajar, dll., atau perangkat lunak
seperti program-program pendidikan dan pembelajaran, model-model pendidikan,
kurikulum, implementasi, evaluasi, instrumen pengukuran, dll. Beberapa kriteria
yang harus dipertimbangkan dalam memilih produk yang akan dikembangkan.
1.
Apakah produk yang akan dibuat penting untuk
bidang pendidikan?
2.
Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki
nilai ilmu, keindahan dan kepraktisan?
3.
Apakah para pengembang memiliki pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman dalam mengembangkan produk ini?
4.
Dapatkah produk tersebut dikembangkan dalam
jangka waktu yang tersedia?
3.
Desain Produk
Produk yang
dihasilkan dalam produk penelitian research and development bermacam-macam.
Sebagai contoh dalam bidang tekhnologi, orientasi produk teknologi yang dapat
dimafaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat
energi, menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan bermanfaat ganda.
Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat
digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya serta memudahkan fihak
lain untuk memulainya Desain sistem ini masih bersifat hipotetik karena
efektivitasya belum terbukti, dan akan dapat diketahui setelah melalui
pengujian-pengujian.
4.
Validasi Desain
Validasi desain
merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini
sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.
Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validasi produk
dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli
yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat
diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam
forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian
sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.
5.
Perbaikan Desain
Setelah desain
produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya . maka
akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk
dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain
adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
6.
Uji coba Produk
Desain produk
yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus dibuat
terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang diujicoba.
Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan
efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru.
7.
Revisi Produk
Pengujian
produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem
kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat
signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan
8.
Ujicoba Pemakaian
Setelah
pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu
penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut
diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem
kerja baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul
guna untuk perbaikan lebih lanjut.
9.
Revisi Produk
Revisi produk
ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan dan
kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi
bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.
10.
Pembuatan Produk
Masal
Pembuatan
produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan
efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk
mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila
berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan
memenuhi. Jadi untuk memproduksi pengusaha dan peneliti harus bekerja sama.
C.
Laporan Penelitian Dan Pengembangan (R&D)
Seperti yang
telah dikemukakan bahwa metode penelitian dan pengembangan (research and
development/ R&D) adalah merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti sehingga menghasilkan produk baru, dan selanjutnya menguji
keefktifan produk tersebut.
Dengan demikian laporan penelitian yang dibuat
harus selalu dilampiri dengan produk yang dihasilkan berikut spesifikasi dan
penjelasannya. Sistematika laporan adalah sebagai berikut:
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan masalah
C.
Tujuan
D.
Manfaat
BAB II LANDASAN
TEORI
A.
Deskripsi Teoritis
B.
Kerangka Berfikir
C.
Hipotesis (Produk yang Dihasilkan)
BAB III METODE
PENELITIAN
A.
Model Pengembangan
B.
Prosedur Penelitian
C.
Populasi dan sampel
D.
Teknik Pengumpulan Data
E.
Instrumen Penelitian
F.
Teknik Analisis Data
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Desain Awal Produk
B.
Hasil Pengujian Pertama
C.
Revisi Produk
D.
Hasil Pengujian Tahap II
E.
Revisi Produk
F.
Pengujian Tahap ke III
G.
Penyempurnaan Produk
H.
Pembahasan Produk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA
LAMPIRAN PRODUK
D. Contoh
Judul Penelitian dan Pengembangan (R&D)
1.
Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi Untuk Pencapaian Kompetensi Dasar
Menganalisis Cara Perpindahan Kalaor
2.
Pengembangan Multimedia Pembelajaran Tematik Untuk Siswa Sekolah Dasar
3.
Pengembangan pola pembelajaran teknologi bagi anak-anak cacat
4.
Pengembangan model pembelajaran program produktif sekolah menengah kejuruan
5.
Pengembangan Bahan Ajar Fisika Interaktif untuk Konsep Pembelajaran Kinematika
di Sekolah Menegah Atas.
6.
Pengembangan Modul Cetak Berbasis Kompetensi Pada Konsep Kinematika di Kelas XI
SMA/MA .
7.
Pengembangan E-Learning Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang
kreatif untuk kelas XI Semester Ganjil
8.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Contextual
Teaching and Learning Berbasis Iman dan Taqwa
9.
Pengembangan modul Limit dan turunan Fungsi Berbasis RME dan TIK di SMAN 2
Sungai Tarab
10.
Pengembangan Multimedia Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Mendorong
Perilaku Pro Sosial Siswa di SDIT Alam Yogyakarta
E. Contoh Laporan Penelitian dan Pengembangan
(R&D)
1. Judul Penelitian
Pengembangan Modul Cetak Berbasis Kompetensi
Pada Konsep Kinematika di Kelas XI SMA/MA .
2. Rumusan Masalah
Bagaimana merancang modul agar valid, praktis
dan efektif sehingga layak digunakan sebagai salah satu perangkat pembelajaran
dalam pembelajaran Fisika di kelas XI di SMA/MA.
3. Tujuan Penelitian
a). Bahan ajar dalam bentuk
modul pembelajaran fisika pada konsep Kinematika yang valid.
b). Bahan ajar dalam bentuk
modul yang praktis sehingga mudah digunakan dan dipahami dalam pembelajaran
fisika pada konsep Kinematika.
c). Bahan ajar dalam bentuk
modul yang efektif sehingga tepat digunakan dalam pembelajaran fisika pada
konsep Kinematika.
4. Metode Penelitian
a) Jenis
Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D)
b) Tahap
Penelitian
1. Tahap studi pendahuluan
dengan melakukan pemilihan jenis produk yang
akan dikembangkan
2. Tahap pengembangan desai
model dengan membuat prototype produk
3. Tahap validasi sesuai dengan prosedur
penelitian
c). Validator
a. Dosen
Dosen sebagai salah satu pihak yang bertindak
sebagai validator adalah dosen jurusan Fisika FMIPA UNP yang bersedia untuk
menilai kelayakan bahan ajar yang telah dirancang. Tiga orang dosen ini
bertindak sebagai pakar dari pengembangan bahan ajar ini. Tiga Dosen ini terdiri atas pakar materi dan pakar
pembelajaran.
b. Guru mata pelajaran fisika
Guru mata pelajaran fisika yang bertindak
sebagai validator pada penelitian ini adalah guru mata pelajaran fisika di
SMA/MA.
c. Siswa
Siswa yang bertidak sebagai validator pada
penelitian ini adalah siswa kelas XI semester 1 SMA Negeri 1 X Koto Singkarak
yang terdaftar pada tahun ajaran 2009/2010
5. Prosedur Penelitian
6. Instrumen
Penelitian
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan angket.
7. Teknik
Analisa Data
Layak atau tidaknya suatu bahan ajar dapat
dilihat dari data angket-angket yang digunakan dalam bentuk skala Likert.
Keterangan :
x
= Rata-rata responden
N
= Jumlah responden
∑x
=
Jumlah nilai responden
r
= Nilai kelayakan
Nilai kelayakan media berdasarkan nilai
kelayakan pada skala Likert
Penilaian
|
Nilai
|
Sangat layak
|
4,00 – 5,00
|
Layak
|
3,00 – 3,99
|
Kurang layak
|
2,00 – 2,99
|
Tidak layak
|
1,00 – 1,99
|
8. Hasil
Penelitian
1. Modul
Cetak Pembelajaran Fisika
Hasil dari penelitian ini adalah bahan ajar
berupa bentuk modul cetak pembelajaran Fisika untuk satu kompetensi.
Modul ini terdiri dari halaman depan (Cover), kata pengantar,
daftar isi, pembatas modul, serta bagian-bagian modul. Adapun
bagian-bagian modul tersebut adalah, uraian pencapaian kompetensi, materi,
rangkuman, latihan, kunci jawaban latihan, penilaian latihan mandiri, lembar
kegiatan siswa, serta sumber & bahan bacaan.
9. Uji
Validitas,
Praktikalitas, dan Efektifitas Bahan Ajar
a. Deskripsi
dan Analisis Data Angket Uji Kevalidan Kepada Pakar (Dosen)
dan Kepraktisan Guru Fisika.
Masing-masing responden
memberikan nilai kelayakan terhadap modul pembelajaran, dengan rata-rata secara
keseluruhan dari 6 responden 80,35, Nilai kelayakan masing-masing responden dalam rentangan 0-100.
b. Deskripsi
dan Analisis Data Angket Uji Keefektifan
kepada Siswa
Distribusi jawaban angket diperoleh melalui hasil perhitungan dimana nilai keefektifan bahan ajar pada tahap uji coba kepada siswa yaitu 4,39
dengan interpretasi nilai Sangat Layak, ini berarti siswa menilai
modul telah efektif sebagai bahan ajar pada konsep Kinematika.
10. Kesimpulan
Pada penelitian pengembangan bahan ajar cetak
ini kesimpulan bahwa :
1. Hasil penelitian yang
diperoleh yakni nilai validitas bahan ajar yang meliputi validitas isi,
validitas konstruk dan validitas teknis bernilai 3,72 pada tahap uji
pakar dengan kriteria valid.
2. Hasil penelitian mengenai
kepraktisan bahan ajar berupa modul dari penilaian rancangan prototype
bahan ajar yang di uji kepada pakar dapat digunakan dengan revisi kecil
atau dengan sedikit revisi, membuktikan bahan ajar telah praktis. Selain itu
data mengenai kepraktisan memiliki nilai 4,33 dengan kriteria sangat praktis.
3. Hasil penelitian mengenai
keefektifan bahan ajar ditunjukkan dari respon positif yang diperoleh dari guru
dan siswa sebagai pengguna produk. Setelah dilakukan revisi bahan ajar, nilai
efektifitas bahan ajar pada tahap uji kepada Guru 4,25 dan kepada siswa 4,39
dengan kriteria sangat efektif. Rata-rata keefektifan modul adalah 4,32 dengan
kriteria sangat efektif. Guru dan siswa menyimpulkan bahwa modul sangat efektif
digunakan dalam pembelajaran.
Referensi:
Dadang, Hidayat. 2010. Peran Penelitian Research & Development
Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan
Imam
Robadi, (2008), Becoming The Winner; Riset, Menulis Ilmia, dan Presentasi,
Yogyakarta: CV Andi Offset
Nana
Syaodih Sukmadinata, (2007), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Sugiyono,
(2011), Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta
Borg,
W.R. & Gall, M.D. Gall. (1989). Educational Research: An Introduction,
Fifth
Edition. New York: Longman.
Gay,
L.R. (1991). Educational Evaluation and Measurement: Com-petencies for
Analysis
and Application. Second edition. New
York: Macmillan Publishing
Compan.
Gustafson,
B. 2002. Survey of Instructional Devvelopment Models. New York:
Eric
Clearinghouse on Informations & Tecknology.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar