Minggu, 19 Mei 2013

VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN KUALITATIF



BAB 14
VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN KUALITATIF
A.    Pengertian
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan realibilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah, valtt, reliabel, dan objektif. Validitsa merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyekpenelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.dengan demikian data yang valid adalah data” yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesunggunya terjadi pada obyek peneliti. Kalau dalam obyak peneliti terdapat warna merah, maka peneliti akan melaporkan warna merah; kalau dalam obyek penelitian para pegawai bekerja dengan keras, maka peneliti melaporkan bahwah pegawai bekerja dengan keras. Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dangan apa yang terjadi pada obyek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid.
Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu ada validitas internan dan validitas ekternal . Validitas internal berkenana dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Kalau dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja pegawai, maka data yang diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang etos kerja pegawai. Penelitian menjadi tidak valid, apa bila yang ditemukan motivasi kerja pegawai.
Validitas ekternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. bila sampel representatif, instrumen penelitian valid dan releabel, cara mengompulkan dan anlisis data ” sumber, maka penelitian akan memiliki validitas ekternal yang tinggi. 
Obyetivitas berkenaan dengan ” derajad kesepakatanatau “interpersonal agreement” antara banyak orang terhadap suatu data. Bila  dari 100 orang, terhadap 99 orang menyatakan bahwa terdapat warna merah dalam obyek penelitian itu, sedangkan yang satu orang menyatakan warna lain, maka data tersebut adalah data yang obyektif. Obyektif disini lawannya subyekti. Data yang obyektif akan cendrung valid, walaupun belum tentu valid. Dapat terjadi sesuatu data yang disepakati banyak orang belum tentu valid, tetapi yang disampaikan sedikit orang malah lbih valid. Sebagai conto terdapat 99 orang menyatakan bahwa A bukan pencuri (obyektif). Dan satu menyatakan bahwa A adlah pencuri (subyektif). Ternyata yang betul adalah pernyataan satu orng, karena yang 99 orang tersebut temen-temen si A yang sama-sama pencuri, sehingga menyatakan si A bukan pencuri.
Dalam penelitian kuantitatiaf, untuk mendapatkan data yang valid, releabil dan obyektif, maka penelitian digunakan dengan menggunakan instrumen yang valid dan releabel, dilakukan pada sampel yang mendekati jumla populasi dan pengompulan serta analisis data dilakukan dengan cara yang benar. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan releabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumin penelitiannya, oleh karena itu susunan stainback (1988) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas.
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tiadak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang ditiju, tetepi perlu diketahui bahwa kebenaran realita data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam dri sesorang vsebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Oleh karena itu bila terdapat 10 peneliti dangan latar belakang yang berbeda meneliti pada obyek yang sama akan mendapatkan 10 teman, dan semuanya dinyatakan valid, kalau apa yang ditemukan itu tidak berbeda dengan kenyataan yang sesungguhnya yang terjadi pada obyek yang diteliti dalam obyek yang sama peneliti yang berlatar belakang manajemen, antropologi, sosiologi, kedokteran, tiknik dan sebainya
Pengertian reliabilitas dalam penelitian kuantitatif, sangat berbeda dengan reliabilitas dalam penelitian kualitatif.hal ini terjadi karena terdapat perbedaan pradikma dalam melihat realitas, selain itu, cara meleporkan penelitian bersifat ideosyneratic dan individualistik, selalu berbeda dari orang perorang. Tipe peneliti memberi laporan menurut bahasa dan jaln piliran sendiri.

A.   Pengujian validitas dan reliabilitas kualitatif
Dalam pengojian keabsahan, metode penelitian kualitatif mengunakan yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Perbedaan tersebut istilah ditunjukkan pada tabel 14. 1 berikut.
Tabel.14.1
Perbedaan istilah dalam pengujian keabsahan data antara metode kualitatif dan kuantitatif
Asek
Metode kualitatif
Metode kuantitatif

Nilai kebenaran

Validitas internal

Kredibilitas(credibility)
        penerapan
     Validitas ekternal
(generalisasi)

Transferability/keteralihan
        konsistensi
            Reliabilitas

Auditabiliti, dependabiliti

          naturalitas
        obyetivitas
       Comfirmabiliti(dapat dikomfirmast)

Jadi uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibiliti (validityas  interbal ), transferability (validitas ekternal), dependability (releabilitas),  dan comfermability(obyetivitas).


1.            Uji kredibilitas
Bermacam-macam cara pengojian kredibilitas data ditunjukkanpada gambar 14.2. berdasarkan gamber tersebut terlihat bahwa uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, diskusi dengan teman sejawab, antara lain kasus negatif.

a)             Perpanjangn pengamatan
Mengapa dengan perpanjangan pengamatan akan dapat meningkatkan penelitian kembali kelapangan, mwlakukan pengamatan, wawancara kercayaan/kreadibilitas data? Dengan perpanjang pengamatan berarti lagi dengan sumber data yang perna ditemui maupun yang baru.  perpanjangn pengamatan ini perarti hubngan peneliti dengan narasumber akan semkin terbentu rapport, semakin akrap(tidak ada jarak lagi), semakin terbukti, saling mempercayai sehingga tidak ada imformasi yang disembunyekan lagi. Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masi dianggap orang asing, masi dicurigai, sehingga imformasi yang diberikan belum lengkap, tidak mendalam, dan mungkin masi banyak yang dirahasiyakan. berapa lama perpanjangn ini dilakukan, akan sangat tergantung pada keadaan, keluasan dan kepastian data. Kedalaman artinya apkah peneliti ingin menggali data sampai pada tingkat makna. Makna berarti data yang di balik yang tampak. Yang tampak orang sedang menangis, tetapi sebenarnya dia tidak sedih tetapi mala sedang bahagi. Keluasan berarti, banyak sedikitnya imformasi yang diperoleh. Dalam perpanjangn pengamatan untuk mengoji kreadibilitas data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apa data yang diperoleh itu setelah dicek kembali kelapangan benar atau tidak, berubah atau tidak, bilah setelah dicek kembali ke lapangan data suda benar berarti kredibel, maka wakyu perpanjangn pengamatan dapat diahiri.
b)              Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukankan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai conto melihat sekelompok masyarakat yang sedang olah raga pagi. Mengapa dengan meningkatkan ketekunan dapat meningkatkan kredibilitas data? Meningkatkan ketekunan itu ibarat kitamengecek soal-soal, atau makala yang telah dikerjakan, ada yang salah satu tidak. Dengan meningkatkan katekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang  telah ditemukan itu salah atau tidak. Dengan demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan diskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.sebagai bekal peneliti untuk menigkatkan ketekunan dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumintasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
c)              Triangulasi
Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of moltiple data sources or moltiple data collection procedurres (wilian wiersma, 1986). Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Dan berbagai waktudengan demikian terdapat triangulasi sumber, trangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
1.              Triangulasi sumber
rngiualasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberap asumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang daya kepemimpinan seseorang, maka pengompulan data pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kebawahan ke bawahan yang dipimpin,ke atasan yang menugasi , dan keteman kerja yang merupakan kelompok kerjasama.
2.              Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untu menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang derbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan opservasi, dokumentasi atau kuesioner.
3.              Triangulasi waktu
 Triangulasi juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawncara dipagi hari saat nara sumber masi segar belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. 
d)             Analisis kasus negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Mengapa dengan analisis kasus nigatif akan dapat meningkatkan kredibilitas data? Melakukan analisis kasus nigatif bersrti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang tela ditemuka. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan meruba temuannya.
e)              Mengunakan bahan referensi
Yang dimaksud menggunakan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara.
Referensi:
Lexi J. Moleong, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif, PT REMAJA ROSDA  KARYA, Bandung:, 2002.
Sugiyono,  Metode Penelitian Administrasi, CV.ALFABETA, Bandung ,2006.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Gregory, Robert J. 2000. Psycological Testing: History, Principles and Aplications. Boston: Allyn and Bacon
Gronlund., dan Linn. 1990. Measurement and Evaluation in Teaching. Sixth Edition. New York: Macmillan Publishing Company

Tidak ada komentar:

Posting Komentar