Berbicara
tentang dunia mahasiswa berbeda dengan memperbincangkan dunia siswa. Dimana notabeni kesehariannya identik dengan
permainan,bermain dan senda gurau. Mahasiswa dengan keMAHA-annya mempunyai
tingkatan/predikat tertinggi dalam title pelajar. Dari itu dunianya pun
berbedadengan siswa. Dan pembicaraannya pun juga berbeda.
Nah,
kalau dunia siswa dalam kesehariannya identik dengan permainan dan senda gurau
dan dalam benaknya masih belum ada fikiran untuk membentuk dirinya lebih jauh dan
mau diarahkan kemana kehidupan kedepannya. Maka tentu sangat berbeda dengan
mahasiswa. Ia (mahasiswa) yang memegang peran Agent of change dan Agent of control, harus berusaha merubah
dirinya dan memberikan perubahan terhadap lingkungannya pula serta harus bisa
mengontrol dirinya dan memegang peran dalam lingkungan sekitarnya bahkan juga
negaranya dalam lingkup besar. Karena,seperti apa kata orang bijak,di tangan
pemudalah Negara ini akan maju dan bermartabat. Namun juga sebaliknya negeri
ini akan rusak dengan keadaan pemudanya
yang tidak mau memikirkan nasib bangsa kedepannya,atau dengan kata lain
dia acuh tak acuh dan nggak mau tahu akan nasib yang akan dialami bangsa dan
anak cucu ke depan.
Aktivitas
dan kreativitas mahasiswa bermacam macam ada yang berfokus pada dunia
kependidikannya saja,ada yang aktivitas kesehariannya berkecimpung di
ke-organisasian dan ada pula yang bergelut dalam dunia usaha (entrepreneur) dan lain sebagainya. Itu
semua sesuai dengan bidang yang mereka sukai dan tekuni.
Dalam
hal ini saya mengambil contoh dari mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)Syari’ah Sentra Bisnis Islam(SBI) Surabaya.
Yangbergerak di bidang entrepreneurship. Di situ mahasiswanya didik menjadi
entrepreneur- entrepreneur muda kreatif yang sudah banyak meluluskan para
pewirausaha dengan berbagai macam bentuknya.
Pelajaran
entrepreneur yang disajikan dengan terlebih dahulu merubah bilief dengan mengaktifkan
kembali kinerja otak kanan supaya mahasiswanya keluar dari penjara mental yang
selama ini mengekanginya. Merubah jiwa karyawan menjadi jiwa pengusaha.
Kehidupan
mahasiswanya di sana
setiap hari bergelut dalam dunia usaha. Mulai dari usaha kecil-kecilan seperti
camilan,minuman,dll. Hingga usaha yang bisa dibilang sudah mapan.
Mereka
disana diperbolehkan mengambil pelajaran dengan cara jadi karyawan di sebuah
perusahaan baik barang maupun jasa.
Sehingga bisa mengambil ilmunya dan setelah itu dipraktekan dan membuka usaha
sendiri dengan mudivikasi –mudivikasi dengan bentuk lain dari yang sudah biasa.
Dengan menggunakan ATM-nya yakni Amati Tiru dan Mudivikasi.
Mahasiswa-mahasiswa
yang seperti itu yang sangat diharapkan oleh bangsa. Mahasiswa-mahasiswa yang
ulet, kreatif, dan mau berusaha merubah dirinya yang nantinya juga akan berefek
pada lingkungannya. Dengan itu pula ia akan dapat mengurangi beban yang selama
ini dipikul oleh orang tuanya untuk membiayai kuliyahnya dan makan
sehari-harinya. Sehingga menjadi kebanggaan tersendiri bagi dirinya dan orang
tuanya di rumah karena mempunyai anak yang sudah bisa membiayai hidupnya
sendiri. Dan dengan ini pula dengan banyaknya mahasiswa yang seperti ini
sedikit demi sedikit akn mengurangi angka pengangguran yang selama ini terus
menggrogoti masyaraakt bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar