BAB 11
Terdapat perbedaan yang mendasar dalam pengertian antara
pengertian “populasi dan sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.
A. Pengertian
Dalam penelitian kuantitatif:
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu.
Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah
pegawai pada organisasi tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan
sebagainya.
Dalam penelitian kualitatif:
Tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley
dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen
yaitu: tempat (place), pelaku secara sinergis.
Situasi sosial tersebut dapat di rumah berikut keluarga dan
aktivitasnya, atau orang-orang di sudut-sudut jalan yang sedang ngobrol, atau
di tempat kerja, di kota, desa atau wilayah suatu Negara.
Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai obyek
penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” di dalamnya pada situasi
sosial atau obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam
aktivitas (activity) orang-orang (actor) yang ada pada tempat (place) tertentu.
Tetapi sebenarnya obyek penelitian kualitatif, juga bukan
semata-mata pada situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen tersebut, tetapo
juga bias berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan dan
sejenisnya.
Seorang peneliti yang mengamati secara mendalam tentang
perkembangan tumbuh-tumbuhan tertentu, kinerja mesin, menelusuri rusaknya alam,
adalah merupakan proses penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kualitatif:
Tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif
berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil
kajian tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain
pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus
yang dipelajarinya.
Sampel pada penelitian kualitatif bukan dinamakan responden,
tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, bukan disebut sampel
statistik.
Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial
tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang
tahu tentang situasi sosial tersebut.
Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan
secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.
Hasil penelitian tidak akan digeneralisasikan ke populasi
karena, pengambilan sampel tidak diambil secara random.
Hasil penelitian dengan metode kualitatif hanya berlaku
untuk kasus situasi sosial tersebut.
Hasil penelitian tersebut dapat ditransferkan atau
diterapkan ke situasi sosial (tempat lain) lain, apabila situasi sosial lain
tersebut memiliki kemiripan atau kesamaan dengan situasi sosial yang diteliti.
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2011, hlm. 215-216.
B.
Teknik Pengambilan Sampel Penelitian Kuantitatif
Tulisan ini
didasarkan pada buku W. Lawrence Neuman, University of Wisconsin 1997 yang
berjudul Social Research Methods ‘Qualitative and Quantitative Approaches’,fourth
edition dengan topic Science and Research, yang dipublikasikan di Boston serta
buku Masri Singarimbun dan Sofian Efendi yang berjudul Metode Penelitian
Survai,yang diterbitkan LP3ES, Jakarta pada tahun 1982. Adapun hal yang akan
dijelaskan dalam tulisan ini mengenai teknik pengambilan sampel dalam
penelitian kuantitatif yang juga menyangkut apa tujuan dari pengambilan sampel
tersebut dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh setiap peneliti
dalam pengambilan suatu sampel.
Sebelumnya,
dalam tulisan ini akan dijelaskan pengertian dari sampel itu sendiri. Sampel
sering didefinisikan sebagai bagian dari suatu populasi. Sampel berasal dari
bahasa Inggris “sample” yang artinya contoh, comotan atau mencomot yaitu
mengambil sebagian saja dari yang banyak. Dalam hal ini yang dimaksud dengan
yang banyaak adalah populasi. Dalam suatu penelitian, tidaklah selalu perlu
untuk meneliti semua individu dalam populasi karena akan memakan banyak waktu
dan biaya yang besar. Oleh karena itu dilakukan pengambilan sampel, dimana
sampel yang diambil adalah sampel yang benar-benar representasi atau yang
mewakili seluruh populasi.
Dalam suatu
penelitian yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan sampel adalah
memperhitungkan masalah efisiensi ( waktu dan biaya) dan masalah ketelitian
dimana penelitian dengan pengambilan sampel dapat mempertinggi ketelitian
karena jika penelitian terhadap populasi belum tentu dapat dilakukan secara
teliti. Seorang peneliti dalam suatu penelitian harus memperhitungkan dan
memperhatikan hubungan antara waktu, biaya dan tenaga yang akan dikeluarkan
dengan presisi ( tingkat ketepatan ) yang akan diperoleh sebagai pertimbangan
dalam menentukan metode pengambilan sampel yang akan digunakan.
Lawrence
dalam bukunya mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif canderung menggunakan
teknik pengambilan sampel yang berasal dari teori probabilitas ( probability
sampling ) yakni pengambilan sampel secara acak ( random) yang dalam literature
Inggris disebut “random sampling”. Pengambilan sampel melalui “probability
sampling” didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit dalam suatu populasi
memiliki kesempatan dan kemungkinan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel.
Karena setiap unit-unit anggota populasi memiliki kesempatan dan kemungkinan
yang sama untuk menjadi sampel, maka untuk menjadi sampel, unit-unit populasi
tersebut harus dirandom atau diacak. Walaupun pengambilannya secara acak,
sampel yang dihasilkan tetap merupakan sampel ya ng representative.
Adapun
tipe-tipe dari pengambilan sampel secara probabilitas atau “probability
sampling” adalah; pengambilan sampel secara acak sederhana ( simple random
sampling
), pengambilan sampel secara sistematis ( systematic sampling ), pengambilan sample secara acak bertingkat ( stratified random sampling ) dan pengambilan sampel gugus sederhana ( simple cluster sampling ).
), pengambilan sampel secara sistematis ( systematic sampling ), pengambilan sample secara acak bertingkat ( stratified random sampling ) dan pengambilan sampel gugus sederhana ( simple cluster sampling ).
Simple
random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan
pada unit sampling. Dalam pengambilan sampel secara acak sederhana , tiap unit
penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai sampel. Misalnya besar populasi adalah “N”, unsur dalam
sampel adalah “n”, maka besar kesempatan tiap satuan element untuk terpilih
dalam sampel adalah n/N. Hasil sampel secara acak dapat dievaluasi secara
objektif karena terpilihnya suatu unit menjadi sebuah sampel harus benar benar
berdasarkan faktor kebetulan, bebas dari subjektifitas peneliti maupun orang
lain.
Pengambilan
sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara: mengundi unsur-unsur
penelitian atau satuan-satuan elementer dalam populasi, dan dengan menggunakan
table angka acak ( random ). Melalui cara pengundian, terlebih dahulu semua
unit dalam populasi disusun kedalam daftar kerangka sampling ( sampling frame)
baru kemudian diambil sampel dengan cara pengundian sehingga setiap unit
mempunyai peluang yang sama untuk dapat dipilih. Penggunaan cara ini tidak
praktis apabila jumlah unit dalam populasi nya besar. Sedangkan penggunaan
table angka acak dilakukan apabila yang diketahui hanyalah nama-nama dan
identifikasi dari unit-unit dalam populasi yang akan diteliti.
Pengambilan
sampel secara acak sederhana hanya dapat dilakukan jika tersedia daftar
kerangka sampling ( sampling frame ), sifat populasinya homogen dan keadaan
populasi tidak terlalu tersebar secara geografis.
Pengambilan
sampel secara sistematis adalah suatu metode pengambilan sampel dimana hanya
unsur pertama dari sampel yang dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur
selanjutnya dipilih secara sitematis menurut suatu pola tertentu. Pengambilan
sampel secara sistematis dapat dilakukan jika nama-nama atau identifikasi dari
setiap unit dalam populasi terdapat dalam kerangka sampling dan populasi
tersebut harus mempunyai pola yang beraturan. Cara ini sangat sederhana , praktis,
mengurangi tenaga, menghemat waktu dan menekan biaya. Metode ini hanya dapat
digunaan apabila populasi harus besar sehingga pengambilan sampel mendekati
acak lagi, tersedianya kerangka sampel dan populasi bersifat homogen.
Apabila
populasi yang akan diambil sampel memiliki sifat yang heterogen maka metode
yang digunakan adalah pengambilan sampel secara acak bertingkat ( stratified
random sampling). Populasi yang memiliki sifat yang heterogen tersebut harus
dibagi-bagi dalam lapsan-lapisan ( strata ) yang seragam dan kemudian diambil
sampel secara acak. Dalam menggunakan metode ini, harus ada kriteria yang jelas
dalam hal ini variabel-variabel yang aka diteliti yang akan digunaka sebagai
dasar untuk membagi populasi kedalam lapisan-lapisan, harus tersedia data
pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang digunakan serta jumlah satuan
dari setia unit dalam setiap populasi harus diketahui secara tepat.
Sedangkan
metode terakhir yang digunakan dalam pengambilan sampel secara probabilitas
adalah pengambilan sampel gugus sederhana ( cluster sampel ). Pengambilan
sampel ini memiliki kesamaaan dengan pengambilan sampel secara acak hanya saja
dalam metode ini pengambilan sampel dari unit-unit populasi atau setiap uni
sampelnya adalah kumpulan atau cluster daripada unsur-unsurnya. Metode ini
digunakan jika kerangka sampel tidak tersedia atau tidak lengkap, oleh karena
itu unit-unit analisa dalam dalam populasi digolongkan kedalam gugus yang
disebut dengan cluster, dan ini merupakan satuan dimana saampel akan diambil.
Jumlah gugus yang diambil sebagai sampel harus secara acak. Kemudian
unsur-unsur penelitian dalam gugus tersebut diteliti semua. Cluster sampling
tidak memilih individu sebagai unit sampel tetapi memilih rumpun-rumpun
populasi sebagai anggota unit populasi. Sebagai contoh; penelitian terhadap
populasi pelajar SMU di kota X, random tidak dilakukan langsung pada semua
pelajar tetapi pada suatu sekolah atau kelas sebagai kelompok atau cluster
Dalam pengambilan suatu sampel yang representative, perlu diperhatikan mengenai ukuran sampel yang akan diambil. Dalam suatu penelitian, untuk menentukan besarnya sampel ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, derajat keseragaman dari suatu populasi ( makin kecil suatu populasi maka makin kecil jumlah sampel yang akan diambil), presisi yang dikehendaki dari penelitian ( makin tinggi presisi yang dikehendaki, makin besar sampel yang harus diambil), ketersedian waktu, tenaga dan biaya ( jumlah sampel yang akan diambil tergantung dari ketersediaan dana, waktu dan tenaga ). Dalam penelitian kuantititatif besarnya sampel yang akan dimbil tergantung dari keadaan dari suatu populasi, sifat dan besarnya populasi serta tujuan dari penelitian tersebut.
Dalam pengambilan suatu sampel yang representative, perlu diperhatikan mengenai ukuran sampel yang akan diambil. Dalam suatu penelitian, untuk menentukan besarnya sampel ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, derajat keseragaman dari suatu populasi ( makin kecil suatu populasi maka makin kecil jumlah sampel yang akan diambil), presisi yang dikehendaki dari penelitian ( makin tinggi presisi yang dikehendaki, makin besar sampel yang harus diambil), ketersedian waktu, tenaga dan biaya ( jumlah sampel yang akan diambil tergantung dari ketersediaan dana, waktu dan tenaga ). Dalam penelitian kuantititatif besarnya sampel yang akan dimbil tergantung dari keadaan dari suatu populasi, sifat dan besarnya populasi serta tujuan dari penelitian tersebut.
Pengambilan
sampel dalam penelitian dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan hasil
penelitian yang representatif yang mana dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya
yang diperlukan. Penelitian kuantitatif pada umumnya menggunakan teknik
pengambilan sampel berdasarkan probabilitas ( probability sampling ) atau juga dikenal
sebagai random sampling. Berdasarkan metode penarikan sampel ini, peluang
terpilihnya masing-masing responden dapat diketahui. Pengambilan sampel
berdasarkan probabilitas menghasilkan sampel yang mewakili populasi dan
memungkinkan peneliti untuk menggunakan teknik-teknik statistic
.
.
Referensi: Newman,W. Lawrence.
Social Research Methods “Qualitative and Quantitave Approache” Third Edition,
Allyn & Bacon. Boston, 1997.
Singarimbun, Masri dan Sofian
Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, 1982
Tidak ada komentar:
Posting Komentar